Burung Kutilang

   Tentu tidak lagi asing jenis burung kutilang ini bagi masyarakat indonesia khususnya, sebab burung kutilang masih mudah dijumpai hampir di semua tipe habitat, termasuk pada pemukiman padat penduduk sekalipun. Selain pada pemukiman padat penduduk, burung kutilang juga berhabitat pada perkebunan, persawahan, dengan cara hidup berkelompok ataupun berpasangan. Burung kutilang liar sangat sering terlihat memakan buah-buahan seperti pepaya, jambu, biji beringin, dan buah lainya. Burung kutilang memiliki persebaran di China selatan, Asia tenggara (kecuali malaysia). Persebaran di Indonesia hampir tersebar di seluruh kepulauan indonesia seperti Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua. Burung kutilang bersarang berbentuk seperti cawan, dengan bahan sarang tangkai atau dahan kering yang lunak, dan memiliki telur berwarna merah jambu memiliki bercak titik-titik ungu pada telurnya. Biasa setiap sarang memiliki telur berjumlah 2-3butir telur saja, tetapi terkadang justru hanya terdapat 1 butir telur saja setiap produksi.

   Burung kutilang memiliki suara yang khas dan mudah ditirukan burung kicau lainya, entah apa penyebabnya burung kicau yang masuk dalam lomba kicau setiap mengicaukan lagu kutilang seperti dipandang sebelah mata. Padahal tidak ada aturan khusus bahwa burung lomba kicauan dilarang bersuara kutilang, burung yang biasa masuk suara kutilang dan dapat membawakan kicauanya secara jelas seperti cendet atau anis merah misalnya.Meskipun demikian burung ini tetap ditangka liar oleh para pemikat, yang kemudian dijual dipasar dengan harga yang sangat murah.

    Menurut artikel yang saya baca tentang mengangkat derajat burung kutilang dari omkicau.com bahwa banyak yang menganggap suara kutilang sebagai suara mati, yang dimaksud suara mati disini adalah suara yang kurang lebih "tilung-tilung-tilung". Hal itu lah yang menjadikan burung mengalami pengurangan poin pada burung yang termaster suara berikut jika dilombakan. Tetapi bagaimana jika burung kutilang dirawat dari kecil dan justru dimaster dengan burung kapas tembak, cucak, jenggot, cucak hijau, atau ciblek misalnya? Bisa juga hal itu dilakukan, tetapi untuk memaster kutilang agas bisa menirukan burung itu harus dilakukan perawatan dan pemasteran dari kecil dan sebisa mungkin tidak mendengarkan suara kutilang liar. Sebab lagu crecetan kutilang yang hampir menirukan cucak jenggot tidak dianggap suara mati, justru lagu itu bisa diserap untuk dijadikan master burung lomba. Selain kutilang mudah perawatanya, kutilang juga bisa sangat jinak, kadang jika memang burung itu dirawat baik dari kecil, dia lepas atau sengaja dilepas dari sangkarpun tetap kembali balik kerumah pemiliknya. Nah mungkin hal ini bisa menimbulkan rasa cinta anda terhadap burung asli habitat Indonesia untuk menghasilkan burung kutilang dengan kualitas suara yang baik.

Semoga bermanfaat,