Burung kacer
salah satu burung kicau yang sudah sangat familiar di telinga pecinta burung,
tidak hanya pecinta burung saja dari kaum lelaki yang tua atau muda, sekarang
banyak juga kaum hawa suka merawat burung kicau. Burung kacer juga memiliki
macam jenis tiap-tiap habitat, ada beberapa perbedaan antara kacer dari daerah
satu dengan yang lain. Contoh mudah, kacer daerah sumatera (kacer poci, kacer
sekoci) dengan kacer daerah jawa atau sering dibilang kacer lokal. Kacer daerah
sumatra dengan kacer jawa memiliki perbedaan yang mencolok pada warna bulu
bagian dada, kacer sumatra memiliki warna dada separuh hitam dan separuhnya
warna putih, sedangkan kacaer jawa memiliki bagian dada bawah hingga sekitar
anusnya berwarna hitam. Dari kedua jenis kacer sendiri menurut pengamatan
orang-orang juga memiliki perbedaan gaya tarung, sehingga orang memilih jenis
kacer tertentu yang menurutnya lebih bagus untuk dilombakan.
Selain jenisnya,
ada juga orang yang suka dengan burung kacer yang muda hutan, tangkapan hutan,
atau burung dari hasil penangkaran. Entah benar atau tidaknya, itu tergantung
pribadi yang meyakini saja, hanya saja banyak anggapan burung hasil tangkaran
lebih jinak dan jika di tarungkan, maka mental tarungnya kalah bagus dengan
burung tangkapan hutan. Tetapi itu hanya menurut beberapa anggapan pribadi
tertentu, entah benar tidaknya saya juga tidak faham. Selain dari mana asal
burung kacer, dan hasil breeding atau muda hutan, pemilik burung pun harus
memahami karakter burung kacer yang dimiliki. Tentunya antara burung satu
dengan yang lain pasti beda karakternya, ibarat sama-sama saudara kandung saja
kita bisa memiliki perbedaan karakter. Tentu burung juga demikian, untuk
menyesuaikan karakter dengan mencari cari settingan demi tujuan burung kacer bisa
tampil saat lomba dengan performa terbaik. Selain itu jenis pakan, jenis extra
fooding, jumlah extra fooding yang diberikan, intensitas penjemuran, waktu
mandi, dan umbaran. Jadi memang sangat sulit mencari cari performa terbaik
burung yang kita rawat, bahkan beli burung juara pun jika ditangan kita beda
rawatan bisa jadi malah jadi buruk, tetapi ada juga yang sebaliknya beli burung
yang biasa saja tetapi materi mewah, setelah kembali di olah dan di cari
settingan justru malah moncer. Jadi disini tidak akan ada cara pasti settingan
supaya burung momongan bisa tampil bagus secara instan tanpa kita belajar dan
mau memahami burung kita. Berikut ini beberapa masalah kacer yang sering kita jumpai
Burung kacer yang
ngebalon, atau biasa disebut bagong pada saat lomba pasti membuat malu
pemiliknya, dan pemilik biasanya putus asa dan menjualnya.Tapi menurut beberapa
orang yang pengalaman dan faham burung kacer, memang pada dasarnya tidak ada
kacer yang sempurna dan tidak bisa ngebalon,beber sebab memang sudah kodrat burung
kacer itu bisa ngebalon, tetapi tinggal kitanya saja yang pandai-pandai mencari
cara supaya saat di gantang burung kacer tidak ngebalon, tapi bisa tampil
maksimal. Dasar utama bagi pemain lomba pencari bakat, tidak menanyakan
ngebalon tidaknya, tetapi seperti apa volumenya dan apa saja materinya. Setelah
mendapatkan burung kacer yang memiliki volume kencang, dan materi isian lagu
yang mewah, baru melihat gaya dan mencari cari settingan yang tepat supaya
burung tidak ngebalon saat digantang. Seperti diatas tadi dari faktor pakan,
bisa mengolak alik jenis pakan, menaik turunkan jumlah Extra fooding, memilih
milih jenis extra fooding entah kroto, jangkrik, belalang, kelabang, cacing,
Atau bisa mengatur intensitas lama tidaknya waktu penjemuran, menambah atau
mengurangi pemandian, dan mengatur jarak waktu pengumbara. Tentu tidak mudah,
tetapi justru itu suka duka bermain burung lomba. Membeli burung juara, semua
orang bisa asal punya uang, tetapi mencetak burung bahan untuk menjadi juara
itu yang tidak semua orang bisa lakukan. Selain korban biaya, waktu, dan pikiran
masih banyak lagi yang harus kita korbankan untuk mendapatkan hasil terbaik.
0 komentar:
Post a Comment